Radio Aslinya Jepara

Ramai, Nasabah BPR Jepara Artha Tarik Tabungan

JEPARA -Isu BPR Jepara Artha kolaps memang berseliweran di medsos sepekan terakhir. Seiring isu itu, para nasabah berbondong-bondong datang ke gedung bank pelat merah ini untuk menarik uangnya.

 

Berdasar data yang disampaikan Ubaidur Rohman, petugas pendaftaran penarikan tabungan BPR Jepara Artha, hingga kini sudah ada ribuan nasabah yang bermaksud menarik uangnya.

 

Namun mayoritas tak bisa langsung dilayani, karena manajemen sudah membuat ketentuan, tiap hari hanya 100 nasabah yang dilayani. Imbasnya terjadi antrean daftar tarikan nasabah. Hingga Jumat (22/12) daftar antrean sudah ada hingga tanggal 23 Januari 2024.

 

Jumlah antrean diperkirakan akan terus panjang dan lama. Sebab tiap hari, ada nasabah yang mendaftar ingin menarik uangnya.

 

“Nasabah ada yang datang pukul 02.00 dini hari. Sehingga pagi hari kuota 100 nasabah itu sudah habis, ini yang mengakibatkan antrean kian panjang,” jelas Ubaidur Rohman yang sehari-hari bertugas sebagai Satpam BPR Jepara Artha ini.

 

Ini seperti dialami oleh H Mahmudi (63) dirinya mengaku sudah tiga kali bolak balik ke Gedung BPR Bank Jepara Artha (Perseroan) di Jalan A Yani No 62 Pengkol Jepara. Hal itu dilakukannya sejak Senin – Rabu (18 – 20/12), namun tetap saja keinginannya untuk menarik uangnya di bank pelat merah milik Pemkab Jepara itu belum bisa dilakukan.

 

Ia hanya dijanjikan dilayani pada 2 Januari 2024. Itupun nominalnya hanya Rp 10 juta. Padahal ia ingin mengambil Rp 70 juta dari uang sebesar Rp 200 juta yang ditabungnya di BPR Jepara Artha.

 

“Padahal saya sangat butuh sekali uang itu karena mau ada hajat. Petugasnya bilang antrian sudah banyak,” kata warga Pakisaji Jepara ini, Jumat (22/12/2023).

 

Hal serupa juga dialami Anita, guru TK Pertiwi Ujungbatu, Kecamatan Jepara. Ia juga sudah bolak balik hingga tiga kali, namun uang tabungan anak didiknya sebesar Rp 22 juta di BPR Jepara Artha juga belum bisa ditarik.

 

Anita dijanjikan dilayani pada 19 Januari 2024. Itupun juga sama hanya Rp 10 juta yang bisa ditarik.

 

Anita mengaku mengambil uang tabungan anak didiknya setelah muncul isu BPR Jepara Artha kolaps di sejumlah media sosial yang diikutinya.

 

“Khawatir saja kalau beneran kolaps bagaimana? Karena ini bukan uang saya, tapi milik anak didik,” jelas perempuan berkacamata ini saat ditemui Jumat (22/12/2013).

 

Diketahui persoalan yang mendera BPR Jepara Artha ini muncul ke permukaan seiring temuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada 35 debitur yang persyaratan jaminannya bermasalah. Terdapat sekitar 70 hingga 80 bidang agunan yang proses balik nama dan jual beli ke nama debitur belum selesai.

 

Kondisi itu dianggap bermasalah oleh OJK dan dianggap mengkhawatirkan. Rata-rata debitur ini berasal dari luar kota. Seperti Klaten, Jogyakarta, Sleman, Solo dan Wonogiri.

 

Akibat permasalahan tersebut, OJK melarang Bank Jepara Artha menyalurkan kredit atau menghimpun dana untuk sementara waktu. Bank Jepara Artha hanya diperbolehkan melayani penarikan uang nasabah. Namun sayangnya kondisinya tak sepenuhnya lancar sesuai keinginan nasabah bahkan antrean penarikan uang mengular hingga Januari tahun depan.

 

Hasil audit OJK itu juga diperkuat dengan temuan pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

 

Berdasar data yang diperoleh media ini, PPATK menemukan kredit yang diduga bermasalah itu mengalir ke sejumlah nama dan lembaga atau perusahaan. Salah satunya adalah MIA atau Muhammad Ibrahim Al Asyari.

 

Media ini mencoba menelusuri jejak digital MIA atau Muhammad Ibrahim Al Asyari. Ia tercatat sebagai Dirut PT Bumi Manfaat Gemilang (BMG). Perusahaan ini menaungi pabrik penggilingan beras yang berlokasi di Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah, resmi beroperasi pada Rabu (7/6/2023).

 

Berdasar data yang diterima media ini, MIA menerima kucuran kredit dari Bank Jepara Artha sebesar Rp 102 pada kurun waktu 2022-2023. Dana segar itu mengalir ke 27 rekening debitur. Tak lama berselang setelah pencairan kredit itu, dilakukan penarikan tunai untuk disetorkan kembali ke rekening MIA yang jumlahnya mencapai Rp 94 miliar.

 

Lalu, dana yang masuk ke rekening MIA kemudian dialirkan kembali ke beberapa perusahaan, seperti PT BMG, PT PHN, PT NBM, beberapa individu, serta ada juga yang mengalir ke Koperasi Garudayaksa Nusantara.

 

MIA tak hanya seorang pengusaha, ia juga tercatat sebagai tim sukses caleg. Pada Pemilu 2019 misalnya, ia menjadi tim sukses Pratitis Mukti Tami yang merupakan caleg Partai Gerindra dengan nomor urut tiga di Daerah Pemilihan V Jawa Tengah yang meliputi Klaten, Boyolali, Solo, dan Sukoharjo.

 

Meski begitu, ia bukan kader atau pengurus Partai Gerindra.

 

Sementara itu, Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta enggan berkomentar banyak soal persoalan yang membelit Bank Jepara Artha. Namun ia menegaskan jika nasabah tak perlu panik, sebab uang tabungan di Bank Jepara Artha dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Comments
Loading...