JEPARA – Setiap tanggal 10 April menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Jepara. Hari tersebut bertepatan dengan kenaikan tahta Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara pada 1549 dengan semboyannya “trus karya tataning bumi”.
Dalam menyambut kelahiran Jepara yang pada tahun ini berusia 476 tahun, ada beberapa rangkaian tradisi yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara. Tradisi pertama dengan berziarah ke beberapa makam leluhur yang dilakukan pada Selasa (08/04/2025).
Makam yang dikunjungi mulai dari Makam Mbah Panggang di Jalan Mangun Sakuro, Mbah Sarip di Kelurahan Saripan, Citrosumo II di Desa Bapangan, Komplek Makam Citrosumo di Desa Sendang Kalinyamatan, serta Makam Mbah Daeng di Desa Krapyak.
Kemudian pada Rabu (09/04/2025) dilanjut dengan pelaksanaan kirab budaya pergantian kain luwur Ratu Kalinyamat di Makam Mantingan, Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan.
Sebelum pelaksanaan kirab, terdapat pertunjukan sendratari Ratu Kalinyamat yang diperankan oleh dua orang penari, pemeran Ratu Kalinyamat, serta 12 orang prajurit. Para penari tersebut menyuguhkan sebuah adegan peperangan yang diiringi dengan lembutnya suara musik gamelan.
Bupati Witiarso mengatakan Kirab Budaya Buka Luwur menjadi langkah awal untuk memperingati Hari Jadi ke-476 Kabupaten Jepara. Prosesi buka luwur makam Ratu Kalinyamat ini, menurutnya, bukan hanya tradisi tahunan, tapi doa bersama untuk keberkahan, kelancaran, dan kemajuan Jepara.
“Kita adalah anak cucu Ratu Kalinyamat. Doa dari leluhur adalah pijakan kita membangun Jepara yang lebih baik. Dengan menjadi anak-anak yang sholeh, InsyaAllah Jepara akan diberkahi,” tuturnya.
Menurut Mas Wiwit, Kirab Buka Luwur Ratu Kalinyamat tak hanya sekadar seremonial budaya. Namun juga ruang spiritual, sosial, hingga pintu untuk membuncahkan harapan.
Lewat kirab budaya ini, kata dia masyarakat Jepara diingatkan dengan nilai-nilai perjuangan, keadilan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan yang ditanamkan Ratu Kalinyamat.
“Kepemimpinan beliau harus menjadi spirit untuk membangun Jepara yang berkeadilan dan inklusif,” ujarnya.
Kirab budaya ini diakhiri dengan ziarah ke Makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Rombongan Bupati dan Forkompinda Jepara juga mengganti luwur yang menutupi makam Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin dan dua kerabat mereka.
Prosesi Kirab Buka Luwur Ratu Kalinyamat berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah itu rombongan kembali ke Pendopo Kabupaten Jepara.
“Di tengah gegap gempita modernitas, Jepara tetap tahu ke mana harus pulang, kepada akar sejarah, kepada jejak perjuangan, dan doa-doa para leluhur. Sebab dari sanalah masa depan dibentuk,” harap Mas Wiwit.