Tradisi Sepak Bola Api dan Sedekah Bumi di Desa Kawak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara pada Rabu malam (21/9) kemarin menyedot ratusan pengunjung yang datang dari desa-desa di seputaran desa Kawak. Acara itu berlangsung sangat meriah.
Arena yang menjadi tempat berlangsungnya sepak bola api yaitu seputaran komplek Balai Desa Kawak, dipadati ribuan orang yang sudah sejak sore menjelang malam menanti serunya sepak bola api yang yang hanya diselenggarakan satu tahun sekali.
Petinggi Desa Kawak, Eko, yang hadir dalam acara sepak bola api tersebut mengatakan, di Jepara ini banyak desa yang memnpunyai kearifan lokal atas dasar kesejarahan, dari salah satu desa di Jepara yang mempunyai kearifan lokal berupa sepak bola api adalah Desa Kawak Kecamatan Pakis Aji.
Dia menilai kearifan lokal yang ada di Desa Kawak harus terus dikembangkan dengan cara menyelengarakan acara tersbut secara rutin, sehingga orang tahu jadwalnya.
Sementara kenapa dilakukan bola api, Eko menjelaskan itu adalah sebuah simbol kejahatan yang dipercayai masyarakat, dengan menendang bola api sama saja menendang dan mengusir roh halus agar tidak menganggu masyarakat.
Pemangku adat desa Kawak Kecamatan Pakis Aji Amin Ayahudi mengatakan, sebelum acara sepak bola api masyarakat menggelar prosesi ziarah makam dan manganan. Kemudian dilanjutkan pada Rabu malam dengan menggelar pementasan sepak bola api yang dilakukan oleh para pemuda Kawak.
Dia mengungkapkan, sebagai puncak acara sedekah bumi desa, dilaksanakan tradisi Jondang yang diikuti seluruh warga di masing-masing RT. Mereka berkumpul menjadi satu, dengan membawa kreasi jondang masing-masing untuk diarak keliling desa mulai dari lapangan hingga punden Mbah Kawak.
Dijelaskan Amin, jondang merupakan alat angkut zaman dulu, yang digunakan pula untuk tempat penyimpanan, baik yang berupa hasil bumi, makanan, nasi, sayuran, buah-buahan hingga berbagai macam tanaman palawija.
Untuk sekarang ini, jondang sudah dikreasikan dengan berbagai hiasan seperti tumpeng raksasa dan kreasi unik lainnya.[]